Kamis, 14 Mei 2015 07:43 WIB
CEO Facebook Mark Zuckerberg
KOMPAS.com - Cita-cita Facebook untuk menjadi pengepul berita resmi diwujudkan dalam bentuk fitur bernama Instant Article yang mulai diluncurkannya, Rabu (13/5/2015) waktu setempat.
Instant Article ini berhasil diwujudkan Facebook melalui bekerja sama dengan sembilan penerbit, yaitu Times, BuzzFeed, The Atlantic, National Geographic, NBC News, The Guardian, BBC News, Bild dan Der Spiegel.
Fitur tersebut menjadi satu dengan aplikasi Facebook mobile. Efeknya adalah membuat berita-berita dari para penerbit rekanan mereka dapat dibuka 10 kali lebih cepat dibandingkan dengan membukanya di laman web resmi penerbit itu.
Seperti dilansir KompasTekno dari The Verge, Rabu (13/5/2015), rencananya fitur pengepul berita itu akan mulai bisa diakses pada pukul 10.00 pagi Waktu Standar Timur (ET) atau pukul 9.00 malam Waktu Indonesia Barat (WIB). Akses tersebut untuk sementara dibatasi pada pengguna iOS, selanjutnya Facebook juga akan membuatnya dalam versi Android.
Sebenarnya tak banyak perubahan yang dilakukan pada link Instant Article itu. Facebook memberikan tambahan berupa cover berbentuk video yang otomatis diputar saat pengguna menjelajahi laman aplikasi.
Raksasa jejaring sosial itu juga menerapkan perlakuan khusus pada konten berita rekanannya itu sehingga dapat terbuka 10 kali lebih cepat dibanding dalam situs aslinya. Pertama, mereka membuat konten berita otomatis dimuat sebelum pengguna memilih link beritu itu.
Kedua, dengan cara menelanjangi artikel-artikel itu dari segala modul iklan dan analitik yang selama ini disematkan di web aslinya.
Pada Instant Article tersebut, pengguna masih akan menemukan logo penerbit konten di bagian atas berita yang dibuka. Ada juga sebuah tombol Follow untuk mengikuti segala update dari akun Facebook milik penerbit yang dimaksud.
Facebook Menelan Media?
Facebook Instant Article bisa dikatakan masih berupa eksperimen saja. Namun jika format ini sudah terbukti ampuh, maka jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg tersebut berpotensi mendominasi distribusi berita online.
Instant Articles yang berisi konten-konten berita dari berbagai situs, saat ini baru 9 penerbit saja, memang punya potensi membuat pengguna bertahan lebih lama di Facebook. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, bagaimana hal tersebut akan mempengaruhi durasi hingga jumlah pengguna yang mengunjungi laman web resmi penerbit.
Kekhawatiran bahwa para penerbit yang merupakan pemilik dan pembuat konten adalah mereka harus bergantung pada platform yang tidak dapat mereka kendalikan.
Saat ini, para penerbit yang ada di dalam daftar Instant Article mempunyai dua pilihan untuk masalah penjualan iklan. Pertama, Facebook diperbolehkan menjual iklan untuk konten penerbit tertentu yang ada dalam Instant Article, lalu keuntungannya dibagi dua.
Kedua, penerbit sendiri yang berusaha menjual konten dalam Instant Article tersebut dan keuntungan itu sepenuhnya jadi milik penerbit.
"Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan para penerbit dengan cara memberikan mereka alat-alat untuk membangun bisnis," ujar Vice President of Media Partnership Facebook Justin Osofsky ketika ditanya perihal model berbagi untung itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar